Relief gunungan batu putih

Ukiran Kayon / Gunungan beberapa motif, Kayon motit hutan, Kayon motif Ukiran dan Kayon motif Daun.

relief batu jogja atau batu putih gambar gunungan atau kayon   Ukiran kayon /Gunungan dibuat dari batu alam paras jogja atau batu putih

Ukiran kayon /Gunungan dibuat dari batu alam paras jogja atau batu putih

Relief / Ornamen gunungan yang dibuat dari batu paras jogja/paras putih, digambar diatas lempengan batu, pembuatanya dengan cara dipahat secara manual hingga menghasilkan gambar 3D yang timbul.
Relief kayon atau dalam bahasa jawanya disebut Gunungan.

Lihat juga Relief / Ornamen motif gunungan yang lainya.


Untuk pemesanan Relief Kayon atau motif yang lainya silahkan hubungi kontak kami.


Sedikit cerita tentang Kayon / Gunungan yang diambil dari beberapa sumber.

Kayon/Gunungan adalah wayang berbentuk gambar gunung beserta pohon besar, binatang dan rumah joglo.
Gambar kayon/gunungan dibagian bawah terdapat gambar pintu gerbang yang dijaga oleh dua raksasa/buto yang memegang pedang dan perisai.
Ditengah terdapat satu pohon yang besar.
Dalam gunungan tersebut terdapat juga gambar berbagai binatang hutan.
Gambar secara keseluruhan menggambarkan keadaan di dalam hutan belantara.
Gunungan melambangkan keadaan dunia beserta isinya.
Sebelum wayang dimainkan, Gunungan ditancapkan di tengah-tengah layar, condong sedikit ke kanan yang berarti bahwa lakon wayang belum dimulai, bagaikan dunia yang belum beriwayat.
Setelah dimainkan, Gunungan dicabut, dijajarkan di sebelah kanan.
Gunungan dipakai juga sebagai tanda akan bergantinya lakon/tahapan cerita.
Untuk itu gunungan ditancapkan di tengah-tengah condong ke kiri.
Selain itu Gunungan digunakan juga untuk melambangkan api atau angin dalam cerita peeayangan.
Dalam hal ini Gunungan dibalik, di sebaliknya hanya terdapat cat merah-merah, dan warna inilah yang melambangkan api.
Gunungan juga dipergunakan untuk melambangkan hutan rimba, dan dimainkan pada waktu adegan rampogan, tentara yang siap siaga dengan bermacam senjata.
Dalam hal ini Gunungan bisa berperan sebagai tanah, hutan rimba, jalanan dan sebagainya, yakni mengikuti dialog dari dalang.
Setelah lakon selesai, Gunungan ditancapkan lagi di tengah-tengah layar, melambangkan bahwa cerita sudah selesai.
Gunungan ada dua macam, yaitu Gunungan Gapuran dan Gunungan Blumbangan. Gunungan Blumbangan digubah oleh Sunan Kalijaga dalam zaman Kerajaan Demak. Kemudian pada zaman Kartasura digubah lagi dengan adanya Gunungan Gapuran.
Gunungan dalam istilah pewayangan disebut Kayon.
Kayon berasal dari kata Kayun.
Gunungan mengandung ajaran filsafat yang tinggi, yaitu ajaran mengenai kebijaksanaan. Semua itu mengandung makna bahwa lakon dalam wayang berisikan pelajaran yang tinggi nilainya.
Hal ini berarti bahwa pertunjukan wayang juga berisi pertunjukan wayang juga berisi ajaran filsafat yang tinggi.


To Top